Bismillaah..
Assalaamu’alaykum
warohmatullaahi wabarokaatuh. . .
Apa
kabar imanmu hari ini wahai akhi?
Semoga
Allah memberimu ketetapan dan keteguhan iman padamu.
Kita
pernah mendengar kata “CINTA” bukan..?
Mendengar
kata itu mungkin yang terbersit dalam pikiran kita adalah “kekasih”.
Ya,
mungkin memang benar. Sebagian besar orang terlebih remaja pasti memikirkan hal
yang sama.
Tapi
aku seorang perempuan yang beragama Islam. Berusaha menjadi seorang muslimah
sejati. Yang kuinginkan bukan sekedar kekasih biasa, tapi seorang kekasih yang
kan menjadi imamku dalam sholat, imam yang kan menuntunku menuju ridhoNYA serta
menyempurnakan separuh agamaku.
Tapi
taukan kau, wahai akhi? Aku ini insan biasa. Aku bukan malaikat yang tak
memiliki nafsu. Dan aku tak pernah ingin nafsuku mengalahkan imanku.
Akhi,
mungkin kau lebih faham akan hal ini. Zina. Kau pasti tau itu kan?
“Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk.” Q.S. Al-Israa’ : 32.
Wahai
akhi, jika kau tau tolong bantulah aku, wanita yang lemah iman ini untuk
menjaga keimananku. Untuk menjaga hatiku agar tak ternoda dengan cinta palsumu
itu. Aku hanya ingin cinta ini untuk suamiku kelak. Untuk orang yang telah
mengucapkan ijab qobul di depan
waliku.
Wahai
akhi, tolong jangan bilang kau menyukaiku atau kau mencintaiku atau apalah itu
jika kau belum mampu tuk mendatangi waliku dan menghalalkan aku untuk dirimu.
Karena pada hakekatnya cintamu hanya membuat syetan bahagia di atas robohnya
keimanan kita. Itu zina, wahai akhi. Ya, itulah zina. Dengan mata ini,
memandangmu dan nafsu itupun ikut membludak.
Memandangmu sekali dan dalam hati ini pun timbul keinginan utuk melihatmu.
Lagi dan lagi. Begitu seterusnya. Zina telinga, kau pasti juga pernah
mendengarnya bukan? Ya, dengan mendengar suaramu pun rasa aneh itu tetap ada, meskipun kita tidak saling bertatap. Zina
tangan, bahkan ketika kau menjabat tanganku akupun merasakan gejolak itu.
Bisakah kau bayangkan, wahai akhi? Mungkin awalnya kita hanya saling berjabat,
tapi seterusnya?. . . . . . . .bisakah kau memikirkan apa yang akan terjadi
bila syetan telah menguasai hati kita? Bila Allah telah murka pada kita?
Sungguh akhi, azab Allah itu sangatlah nyata.
Dan
jika kau bertanya, “aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku padamu. Apakah itu
juga salah? Bukankah dengan begitu kita tidak melakukan zina mata, telinga atau
bahkan bersentuhan?”
Astaghfirullaah,
betapa syetan sangat mudahnya menyusup dalam hati-hati kita.
Wahai
akhi, bukankah hati pun dapat berzina? Bagaimana tidak, ketika kau mengucapkan
rasamu, akupun akan terlena. Bayang wajahmu selalu menghantuiku. Senyummu itu
selalu mengganggu aktivitasku. Bahkan hanya dengan mengingat namamu pun aku
tersipu malu. Sekarang wanita mana yang tak mengangkasa dengan syair dan pujian
dari lelaki sepertimu. Hatiku akan semakin bergejolak
ria dengan segala ucapan cintamu.
“Tercatat
atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata
zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan
zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan
hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh
kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Wahai
akhi, sungguh aku tak sanggup menjaga hati ini. Jadi bisakah kau membantuku
untuk mensucikannya? Bantu aku tuk tidak menodai hati, tuk membungkus
rapat-rapat hati ini untuk sang pemiliknya nanti.
Wahai
akhi, jika kau sungguh mencintaiku, mohon cintai aku dalam diammu. Karena aku
percaya dalam diam tersimpan sebuah kekuatan yang agung. Yaitu kekuatan do’a
dan harapan. Berdo’alah layaknya aku berdo’a pada Rabbku agar penantian panjang
ini segera berbalas olehNYA. Aku tak ingin kesucian cinta ini ternoda dengan
nafsu sesaat. Jangan ucap cinta bila kau belum mampu mengkhitbahku dan menjadikan aku istrimu. Jangan ucap cinta bila
kau hanya ingin menggodaku, mengganggu imanku. Jangan ucap cinta bila kau hanya
ingin mempermainkan hati ini dan membuatnya gundah.
Aku
ingin cinta yang halal di hadapanNYA dan mendapatkan pahala di sisiNYA.
Semoga
antum dapat mengerti.
Salam
santun
Wassalaamu’alaykum
warohmatullaahi wabarokaatuh
0 komentar:
Posting Komentar