Senin, 27 Mei 2013

Surat dari Hati


Bismillaah..

Assalaamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh. . .
Apa kabar imanmu hari ini wahai akhi?
Semoga Allah memberimu ketetapan dan keteguhan iman padamu.

Kita pernah mendengar kata “CINTA” bukan..?
Mendengar kata itu mungkin yang terbersit dalam pikiran kita adalah “kekasih”.
Ya, mungkin memang benar. Sebagian besar orang terlebih remaja pasti memikirkan hal yang sama.
Tapi aku seorang perempuan yang beragama Islam. Berusaha menjadi seorang muslimah sejati. Yang kuinginkan bukan sekedar kekasih biasa, tapi seorang kekasih yang kan menjadi imamku dalam sholat, imam yang kan menuntunku menuju ridhoNYA serta menyempurnakan separuh agamaku.

Tapi taukan kau, wahai akhi? Aku ini insan biasa. Aku bukan malaikat yang tak memiliki nafsu. Dan aku tak pernah ingin nafsuku mengalahkan imanku.
Akhi, mungkin kau lebih faham akan hal ini. Zina. Kau pasti tau itu kan?

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” Q.S. Al-Israa’ : 32.

Wahai akhi, jika kau tau tolong bantulah aku, wanita yang lemah iman ini untuk menjaga keimananku. Untuk menjaga hatiku agar tak ternoda dengan cinta palsumu itu. Aku hanya ingin cinta ini untuk suamiku kelak. Untuk orang yang telah mengucapkan ijab qobul di depan waliku.

Wahai akhi, tolong jangan bilang kau menyukaiku atau kau mencintaiku atau apalah itu jika kau belum mampu tuk mendatangi waliku dan menghalalkan aku untuk dirimu. Karena pada hakekatnya cintamu hanya membuat syetan bahagia di atas robohnya keimanan kita. Itu zina, wahai akhi. Ya, itulah zina. Dengan mata ini, memandangmu dan nafsu itupun ikut membludak. Memandangmu sekali dan dalam hati ini pun timbul keinginan utuk melihatmu. Lagi dan lagi. Begitu seterusnya. Zina telinga, kau pasti juga pernah mendengarnya bukan? Ya, dengan mendengar suaramu pun rasa aneh itu tetap ada, meskipun kita tidak saling bertatap. Zina tangan, bahkan ketika kau menjabat tanganku akupun merasakan gejolak itu. Bisakah kau bayangkan, wahai akhi? Mungkin awalnya kita hanya saling berjabat, tapi seterusnya?. . . . . . . .bisakah kau memikirkan apa yang akan terjadi bila syetan telah menguasai hati kita? Bila Allah telah murka pada kita? Sungguh akhi, azab Allah itu sangatlah nyata.

Dan jika kau bertanya, “aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku padamu. Apakah itu juga salah? Bukankah dengan begitu kita tidak melakukan zina mata, telinga atau bahkan bersentuhan?”

Astaghfirullaah, betapa syetan sangat mudahnya menyusup dalam hati-hati kita.
Wahai akhi, bukankah hati pun dapat berzina? Bagaimana tidak, ketika kau mengucapkan rasamu, akupun akan terlena. Bayang wajahmu selalu menghantuiku. Senyummu itu selalu mengganggu aktivitasku. Bahkan hanya dengan mengingat namamu pun aku tersipu malu. Sekarang wanita mana yang tak mengangkasa dengan syair dan pujian dari lelaki sepertimu. Hatiku akan semakin bergejolak ria dengan segala ucapan cintamu.

“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).

Wahai akhi, sungguh aku tak sanggup menjaga hati ini. Jadi bisakah kau membantuku untuk mensucikannya? Bantu aku tuk tidak menodai hati, tuk membungkus rapat-rapat hati ini untuk sang pemiliknya nanti.

Wahai akhi, jika kau sungguh mencintaiku, mohon cintai aku dalam diammu. Karena aku percaya dalam diam tersimpan sebuah kekuatan yang agung. Yaitu kekuatan do’a dan harapan. Berdo’alah layaknya aku berdo’a pada Rabbku agar penantian panjang ini segera berbalas olehNYA. Aku tak ingin kesucian cinta ini ternoda dengan nafsu sesaat. Jangan ucap cinta bila kau belum mampu mengkhitbahku dan menjadikan aku istrimu. Jangan ucap cinta bila kau hanya ingin menggodaku, mengganggu imanku. Jangan ucap cinta bila kau hanya ingin mempermainkan hati ini dan membuatnya gundah.

Aku ingin cinta yang halal di hadapanNYA dan mendapatkan pahala di sisiNYA.
Semoga antum dapat mengerti.

Salam santun
Wassalaamu’alaykum warohmatullaahi wabarokaatuh

0 komentar:

Posting Komentar